Sekilas Tentang Konsep Awal Pendidikan Pesantren

Berawal sebagai media penyebaran agama Islam di Indonesia dan berlanjut pada kebutuhan masyarakat terhadap ilmu-ilmu agama hingga menjadi sebuah lembaga pendidikan islam. Pondok pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan Islam, namun juga sebagai lembaga kultural dengan mempertahan kan kebudayan setempat. Selain itu sebagai agen pembaharuan yang memperkenalkan gagasan pembagunan pedesaan.

Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (penginapan). Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan

Sebagai lembaga pendidikan islam, pesantren mempunyai silabi (kurikulum) yang dibawakan oleh intelektual prolifik imam Jalaludin Abdurrahman as-Suyuti, ulama produktif kelahiran kairo 1 oktober 1445 dengan 571 buah buku (kitab), lebih dari 500 yang lalu, dalam Itmam Al-Diriyah. Silabi iniah yang menjadi dasar acuan pondok pesantren tradisional selama ini, dengan pegembagan “kajian islam” yang terbagi menjadi 14 macam disiplin ilmu yang kita ketahui sekarang ini, dari nahwu/tata bahasa arab klasik hingga tafsir al-quran dan teks nabi. Semuannya dipelajari dalam lingkungan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan. Melalui pondok pesantren juga nilai ke-islam-an ditularkan dari generasi ke generasi. 

Tentu saja jenis penurunan(penularan) ilmu seperti ini menjadi titik sambung tak terputus tentang islam secara detail. Jenis penurunan ini terdapat beberapa perubahan penafsiran maupun perubahan dan kesalahan-kesalahan kecil, walaupun tetap mempertahan kan asas-asas dasar islam, nantinya akan menjadi pemicu perbedaan antar kaum/kelompok. Sebut saja perbedaan pemahan kaum muslimin di suatu daerah dengan daerah lain.

Sebagai salah satu pendidikan non-formal di indonesia, pesantren masih cenderung di kesampingkan oleh beberapa kalangan postmodern. Anehnya oleh pendangan kalangan tersebut pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang kolot yang mengesampingkan kebudayaan lokal dan mengancam keamanan negara seperti kejadian bom bunuh diri yang beberapa kali terjadi di negara kita. Padahal keunikan yang dimiliki oleh pesantren seharusnya mampu menjadi asset berharga bagi pendidikan di Indonesia bukan sebaliknya.

_____________________________
sumber:
-pesantren, wikipedia bahasa indonesia.
-Wahid, Abdurrahman. 2006. "islamku, islam anda, islam kita". the wahid institute press.

0 komentar:

Posting Komentar

ChitoPupista's Blog | Becoming A Blogger

Arsip Blog

Tentang Chito

Apa kabar dunia maya? ChitoPupista nickname yang paling aku sukai dan sekarang aku pakai buat nama blog dan blog yang aku buat ini didedikasikan untuk suatu pembelajaran tentang dunia per-blogger-an. mau tahu lebih banyak tentang chito? klik aja